sudah bebera hari ini harga kobis di wilayah selo kabupaten boyolali merosot drastis, padahal masih banyak petani yang mempunyai kobis siap panen, diantaranya di Desa Tarubatang, Desa Senden, Dan Desa Jeruk. petani yang sedang panen raya terutama di wilayah Desa Senden dan Jeruk. rata-rata setiap petani di dua Desa tersebut masih mencapai 1 ton perhari, dengan maksimal panen setiap petani mencapai kira-kira 10 ton lebih. hal ini dapat diprediksi dari jumlah bibit kobis yang ditanam, setiap petani di dua Desa tersebut minimal menanam 10 kepek binih kobis, dengan asumsi setiap kepek dapat tumbuh 1500 binih. jika kita asumsikan setip 1 binih menghasilkan 0.8 kg pada masa panen maka secara hitungan bodon ( hitungan grambyangan) kira kira setiap petani adalah 10 ton. padahal dua Desa tersebut terhitung masih mulai panen raya, sedangkan harga di pasaran hanya mencapai Rp100/Kg. pada kebiasaanya setip 1 tanaman kobis menghabiskan modal biaya Rp. 500 s/d Rp. 1000 / pohon. maka nilai biaya produksi adalah setiap 10 kepek adalah Rp 7.500.000, itupun belum termasuk biaya tenaga dan buruh. sedangkan jika harga kobis hanya Rp. 100/kg maka setiap 10 kepek (10 ton) hanya akan menghasilkan uang Rp.1000.000-, artinya setiap petani akan merugi kurang lebih Rp. 6.500.000. hingga saat ini belum di ketahui penyebab merosotnya harga kobis. namun sebagian petani tetap akan memanen kobis sekalipun merugi. namun ada pula yang mebiarkan kobis membusuk di lahan. sementara itu harga wortel juga menurun dari harga Rp.2250/Kg kini tinggal Rp. 1700/kg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar